Thursday, November 06, 2014

Taman Nasional Bunaken

Taman Nasional Bunaken merupakan merupakan taman laut pertama di Indonesia, berada di wilayah administrasi Kabupaten Minahasa dan Kotamadya Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Taman Nasional ini merupakan representasi dari ekosistem laut Indonesia, diantaranya adalah padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.

Taman Nasional Bunaken didirikan pada tahun 1991 oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia, melalui SK No. 730/Kpts-II/1991, dengan luas wilayah 890.65 kilometer persegi. Suhu udara berkisar antara 26°-31° C, dengan curah hujan 2.500–3.500 mm/tahun, dan berada di ketinggian 0 – 800 meter dpl. Tingkat salinitas wilayah perairannya berkisar antara 33-35°/OO. Wilayah Taman Nasional Bunaken didominasi oleh perairan, yang mencakup sekitar 97 persen, sedangkan 3 persen sisanya merupakan wilayah daratan, yang meliputi lima pulau, yaitu Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Bunaken telah dikenal sangat kaya akan berbagai jenis biota lau. Setidaknya terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang dan tercatat 13 genera karang hidup di perairan. Terumbu karang di kawasan ini didominasi oleh tipe terumbu karang tepi dan terumbu karang penghalang. Beberapa spesies alga yang bersimbiosis dengan terumbu karang di Taman Nasional Bunaken didominasi oleh Caulerpa, Halimeda dan Padina. Salah satu fenomena sangat menarik adalah terdapat tebing karang vertikal sampai sejauh 25-50 meter. Terdapat juga beberapa jenis rumput laut yang hidup di ekosistem terumbu karang ini, diantaranya yang banyak dijumpai adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Tercatat sekitar 91 spesies ikan dan beberapa jenis mamalia laut berada di habitat terumbu karang ini. Contoh ikan laut yang terdapat di perairan Taman Nasional Bunaken antara lain kuda gusumi (Hippocampus kuda), oci putih (Seriola rivoliana), lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira), goropa (Ephinephelus spilotoceps dan Pseudanthias hypselosoma), ila gasi (Scolopsis bilineatus).

Selain keanekaragaman ekosistem di perairan, di wilayah daratan juga kaya akan beberapa spesies satwa, seperti kera hitam Sulawesi (Macaca nigra nigra), rusa (Cervus timorensis russa), dan kuskus (Ailurops ursinus ursinus). Sedangkan satwa yang hidup di habitat hutan mangrove antara lain kepiting, lobster, moluska dan burung laut. Daratan di kawasan Taman Nasinal ini juga kaya akan berbagai spesies tumbuhan, diantaranya yang banyak dijumpai adalah Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa.

Keindahan Taman Nasional Bunaken

Keindahan Taman Nasional Bunaken


Penduduk di kawasan Taman Nasional Bunaken

Taman Nasional Bunaken meliputi 22 desa di dua kabupaten/kota, dengan jumlah penduduk sekitar 35.000 jiwa. Mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan atau petani kelapa Beberapa diantaranya juga ada yang bercocok tanam ubi jalan atau pisang. Namun, banyak juga warga masyarakat yang membudidayakan rumput laut untuk diekspor. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan Bunaken menjadi penghasil rumput laut. Selain profesi tersebut di atas, tidak sedikit penduduk di kawasan Taman Nasional ini yang berprofesi dalam bidang pariwisata, seperti pemandu wisata, nahkoda kapal, maupun pekerja cottage. Memang, dewasa ini industri pariwisata di Taman Nasional Bunaken berkembang sangat pesat. Pada tahun 2003-2006, tercatat jumlah wisatawan yang mengunjungi tempat wisata ini mencapai 32.000-39.000 orang. Diperkirakan 10.000 diantaranya merupakan wisatawan asing.




Konservasi dan ancaman

Taman Nasional ini mengalami ancaman berupa degradasi terumbu karang yang diakibatkan penambangan terumbu karang, kerusakan akibat jangkar, serta exploitasi penangkapan ikan menggunakan bahan kimia dan peledak, kegiatan menyelam, hingga masukan sampah yang tidak dikelola. Untuk mengatasi ancaman tersebut, World Wildlife Fund (WWF) telah memberikan bantuan dana konservasi, sebagai bagian dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.

Cara pencapaian lokasi

Untuk mencapai lokasi wisata ini, pengunjung dapat melakukan penyeberangan laut melalui Pelabuah Manado, Marina Nusantara Diving Centre (NDC), menggunakan perahu motor munuju pulau Siladen dengan waktu penyeberangan sekitar 20 menit, pulau Bunaken sekitar 30 menit, pulau Montehage sekitar 50 menit dan pulau Nain sekitar 60 menit. Alternatif lain adalah melalui Marina Blue Banter, dengan menggunakan kapal pesiar menuju pulau Bunaken, dengan waktu perjalanan antara 10-15 menit.

Lihat Daftar Taman Nasional Di Indonesia

No comments:

Post a Comment

Silahkan memberikan komentar sesuai dengan materi artikel, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dengan tidak menuliskan kata-kata singkatan tidak baku. Komentar yang hanya berisi satu atau dua kalimat saja akan dianggap sebagai komentar spam.

Paket Wisata Dieng

Paket Wisata Dieng

Menjelajah Negeri Di Atas Awan, penawaran spesial Paket Wisata Dieng. Calya Wisata : 0852-0009-6334
Penginapan Dieng

Penginapan Dieng

Reservasi Penginapan Dieng, lebih murah dan hemat, tetap berkualitas. Calya Wisata : 0852-0009-6334.
Sewa Motor Dieng

Sewa Motor Dieng

Jasa sewa motor murah di Dieng dengan berbagai pilihan menarik. Calya Wisata : 0852-0009-6334.
Sewa Tenda Dieng

Sewa Tenda Dieng

Jasa Penyewaan Tenda Camping di Dieng dan Gunung Prau 2.565. Calya Wisata : 0852-0009-6334.
Open Trip Gunung Prau

Open Trip Gunung Prau

Program spesial untuk Anda, Open Trip Pendakian Gunung Prau Dieng. Calya Wisata : 0852-0009-6334
Rental Mobil Dieng

Jasa Rental Mobil Dieng

JASA RENTAL MURAH MOBIL DIENG, melayani berbagai rute & tujuan. Calya Wisata : 0852-0009-6334.