Sejarah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Kawasan tersebut memiliki keanekaragaman hayati cukup bervariasi, memiliki ekosistem khas, dengan pohon besar berusia ratusan tahun. Karena itulah kawasan Tengger telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung dan hutan produksi, yang berfungsi sebagai cagar alam dan destinasi wisata hutan. Pada tanggal 14 Oktober 1982, dalam Konggres Taman Nasional yang diadakan di Denpasar Bali, memutuskan kawasan Bromo, Tengger, dan Semeru sebagai kawasan Taman Nasional, untuk melindungi dan melestarikan keanearagaman hayati yang ada di kawasan tersebut.Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan potensi alam dan lingkungan disekitarnya yang perlu dilindungi, serta untuk menjaga berbagai tradisi kono yang dinilai perlu untuk dikembangkan. Peresmian sebagai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 12 November 1992. Pada tahun 1997, Menteri Kehutanan Republik Indonesia mengeluarkan SK No. 278/Kpts-VI/97, yang menetapkan luas kawasan Taman Nasional ini 50.276,2 hektare. Terdapat 14 gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yaitu Gunung Bromo, Gunung Widodaren, Gunung Watangan, Gunung Batok, Gunung Kursi, Gunung Sumbersenami, Gunung Gandera, Gunung Widangan, Gunung Penanjakan, Gunung Bajangan, Gunung Pundak Lembu, Gunung Pranten, Gunung Linggo, dan Gunung Ringgit.
Foto Taman Nasional Bromo Tengger Semeru - www.malangkab.go.id
Keanekaragaman Flora dan Fauna di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki keanekaragaman hayati cukup bervariasi. Hal ini tidak lepas dari pengaruh tipe ekosistem kawasan tersebut, yang meliputi tipe montana, sub-montana, dan sub-alphin. Terdapat banyak pohon-pohon besar dengan usia ratusan tahun. Beberapa jenis flora yang banyak ditemukan di kawasan Taman Nasional ini antara lain cemara gunung, jamuju, edelweis, berbagai jenis anggrek dan rumput langka. Wisatawan akan menjumpai berbagai jenis rerumputan, mentigi, akasia, dll.Selain banyak ditumbuhi beraneka ragam tumbuhan khas, juga memiliki berbagai jenis satwa, termasuk satwa langka dan dilindungi. Sehingga tak mengherankan jika kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Nasional. Berbagai satwa langka yang hidup di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain luwak (Paradoxurus hermaphroditus), rusa (Rusa timorensis), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus melas), dan ajag (Cuon alpinus javanicus). Tak hanya itu, berbagai jenis burung juga banyak yang menjadikan kawasan cagar alam ini sebagai habitat hidupnya, antara lain burung alap-alap (Accipiter virgatus), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.
Sebagai tambahan informasi, baca artikel lain, Gunung Bromo.
Referensi :
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar sesuai dengan materi artikel, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dengan tidak menuliskan kata-kata singkatan tidak baku. Komentar yang hanya berisi satu atau dua kalimat saja akan dianggap sebagai komentar spam.