Pura ini dibangun di atas bukit batu karang yang menjorok ke laut dengan ketinggian kurang lebih 97 meter di atas permukaan laut. Tidak jauh dari Pura Uluwati terdapat hutan kecil yang dipercaya sebagai penyangga kesucian pura. Nama Uluwatu diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti puncak batu. Pura Uluwatu merupakan bagian dari Pura Sad Kahyangan.
Lima pura lain yang masuk dalam kategori Pura Sad Kahyangan yaitu Pura Besakih, Pura Lempuhyang Luhur, Pura Goa Lawah, Pura Luhur Batukaru dan Pura Pusering Jagat. Oleh umat Hindu, Pura Sad Kahyangan dipercaya sebagai penjaga 9 mata angin. Pura ini digunakan sebagai tempat untuk pemujaan terhadap Dewa Rudra.
Menurut Lontar yang dibuat pada tahun 1005 Masehi atau tahun Saka 927 Pura Uluwatu didirikan atas anjuran Empu Kuturan, yang mencetuskan ajaran Desa Adat, pada abad ke-11. Pura ini juga digunakan sebagai tempat memuja seorang bramana bernama Dang Hyang Nirartha, yang menurut legenda merupakan pendiri Pura Tanah Lot.
Bramana tersebut mengakhiri perjalanan sucinya di Pura Uluwatu ini dengan Moksah atau Ngeluhur. Moksah adalah sebuah kepercayaan dalam Hindu/Budha, yang berarti pelepasan hubungan duniawai dan putaran reinkarnasi. Karena itulah pura ini juga dikenal dengan nama Pura Luhur Uluwatu.
Pura Uluwatu Sebagai Tempat Wisata di Bali
Selain digunakan sebagai tempat untuk pemujaan para dewa, Pura Uluwatu juga berfungsi sebagai objek wisata yang menarik. Potensi wisata di kawasan ini sangat besar. Selain keindahan alamnya yang mengagumkan, Pura Uluwatu juga berdiri di atas pantai Pecatu.Ombak di panti ini sangat bagus untuk olahraga selancar, sehingga banyak wisatawan yang selain datang untuk menikmati keindahan panorama alamnya, juga untuk menikmati petualangan berselancar. Bahkan even-even selancar internasional sering diselenggarakan di tempat ini.
Wisatawan dapat menyaksikan luasnya hamparan Samudera Hindia dengan ombak kerasnya menghantam kaki tebing, tempat dimana Pura Uluwatu dibangun. Pada sore hari, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan sunset yang sangat eksotis, dengan kemilau sinar kuningnya menyemburat mewarnai langit. Pengunjung juga dapat menikmati suguhan tarian tradisional Tari Kecak Uluwatu, yang biasanya dimainkan oleh limapuluh hingga seratus orang. Pertunjukan tarian tradisional ini biasanya diselenggarakan pada sore hari, sekitar jam 18.00-19.00 waktu setempat.
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar sesuai dengan materi artikel, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dengan tidak menuliskan kata-kata singkatan tidak baku. Komentar yang hanya berisi satu atau dua kalimat saja akan dianggap sebagai komentar spam.