Lokasi objek wisata Goa Gajah berada di tepi jurang, yang merupakan pertemuan sungai kecil yang sekarang dikenal dengan nama Sungai Petanu. Menurut kitab lontar Negarakertagama, yang dibuat pada tahun 1365 M oleh Mpu Prapanca, terdapat istilah "Lwa Gajah" yang berarti sungai gajah. Tempat wisata di Bali ini hampir setiap hari selalu ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegera.
Sejarah Goa Gajah
Goa Gajah ditemukan pada tahun 1923, yaitu dengan ditemukannya arca Ganesha, Trilingga serta arca Hariti. Pada tahun 1925, dilakukan penelitian lebih lanjut oleh Dr. WF. Stuterhiem. Tidak diperoleh keterangan bagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. WF. Stuterhiem. Kemudian pada tahun 1950 penelitian dilanjutkan oleh Dinas Purbakala Ri, dan dilanjutkan dengan penggalian pada tahun 1954-1979.Dari penggalian ini, ditemukan petirtaan kuno dengan 6 buah patung wanita yang memiliki pancuran air di dada. Penemuan lain tahun tahun 1931 oleh Mr. Conrat Spies, yang cukup penting dalam situs peninggalan sejarah ini, adalah stupa bercabang tiga yang terpahat di dinding batu di komplek "tukad pangkung".
Arkeologi Goa Gajah
Objek wisata Goa Gajah terdiri dari dua bagian utama, yaitu kompleks bagian utara sebagai tempat peribadatan umat Hindu dan kompleks bagian selatan yang disebut sebagai komplek Tukad Pangkung, merupakan tempat peribadatan umat Budha. Di kompleks bagian utara, terdapat Trilingga dan patung Ganesha, yang merupakan bukti warisan ajaran Siwa. Sedang kompleks bagian selatan terdapat stupa Budha dalam sikap Dhyani Buddha Amitabha bersusun 13 stupa dan stupa bercabang 3 yang dipahat di dinding batu besar. Hal ini tentu membuktikan bahwa kompleks Goa Gajah pernah digunakan sebagai tempat peribadatan dua agama, yakni Hindu dan Budha.Pada bagian depan kompleks tersebut, terdapat petirtaan dengan enam buah arca Widyawari yang memiliki pancuran, di atas lapik teratai atau padma. Berada di tengah arca Widyawari tersebut, terdapat pula arca Widyawara. Melihat tata letak arca tersebut, dapat disimpulkan menganut konsep Sapta Nadi, yang berarti tujuh sungai suci, terdiri dari Sungai Gangga, Sindhu, Saraswati, Yamuna, Godawari, Serayu dan Narmada.
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar sesuai dengan materi artikel, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dengan tidak menuliskan kata-kata singkatan tidak baku. Komentar yang hanya berisi satu atau dua kalimat saja akan dianggap sebagai komentar spam.