Sejarah Berdirinya Kebun Binatang Ragunan
Kebun Binatang Ragunan merupakan kebun binatang tertua di Indonesia. Pada awal berdirinya bernama Planten En Dierentuin, yang dalam Bahasa Indonesia berarti Tanaman dan Kebun Binatang. Berada di area seluas 10 hektare di daerah Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Tanah tersebut merupakan pemberian dari Raden Saleh. Pada waktu itu Planten En Dierentuin dikelola oleh Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia. Pada tahun 1949, Planten En Dierentuin kemudian diubah menjadi Kebun Binatang Cikini.Karena terbatasnya lahan di kawasan Cikini, sehingga menyulitkan untuk pengembangan Kebun Binatang Tersebut, maka pada tahun 1964 dibentuklah Badan Persiapan Pelaksanaan Pembangunan Kebun Binatang. Dan Kebun Binatang Cikini dipindah ke kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, di area seluas 30 hektare, dengan nama Taman Margasatwa Ragunan yang diresmikan pada tanggal 22 Juni 1966 oleh Gubernur DKI Jakarta waktu itu, Ali Sadikin. Lebih dari 450 ekor satwa dipindahkan dari Jl. Cikini Raya no 73 ke Ragunan.
Dalam perkembanganya, seiring dengan penambahan satwa di Taman Margasatwa Ragunan, maka dilakukan perluasan area kebun binatang tersebut, yang hingga saat ini menjadi kurang lebih 140 hektare, menjadi kebun binatang terluas kedua di dunia, dengan koleksi satwa sebanyak 1.951 ekor dari 295 spesies, dan koleksi tumbuhan sebanyak 19.229 pohon. Bukan hanya menjadi tempat wisata untuk melihat aneka satwa langka dan unik, Taman Margasatwa Ragunan juga menjadi kawasan konservasi, yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
Beberapa satwa yang menjadi indikasi keberhasilan Taman Margasatwa Ragunan dalam mengembangbiakkan satwa langka dan endemis antara lain harimau sumatera, orangutan, elang bondol, kakatua raja, Owa Jawa, Komodo, Babirussa, dan Owa Jawa. Upaya pemeliharaan dan perlindungan satwa langka ini diharapkan dapat memberikan andil pada keseimbangan ekosistem alam, terutama di Indonesia.
Saat ini Kebun Binatang Ragunan telah memiliki beberapa sarana menarik, seperti Pusat Primata Schmutzer dan Taman Satwa Anak (Children Zoo). Pusat Primata Schmutzer bahkan menjadi pusat primata terbaik di dunia.
Referensi :
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar sesuai dengan materi artikel, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dengan tidak menuliskan kata-kata singkatan tidak baku. Komentar yang hanya berisi satu atau dua kalimat saja akan dianggap sebagai komentar spam.