Pengembangan planetarium didorong oleh keinginan manusia untuk mengetahui dan memahami hakekat kehidupan dan alam semesta. Menurut catatan sejarah, manusia telah memperhatikan dan mengamati benda-benda langit sejak ribuan tahun silam. Pada waktu itu, manusia telah membedakan benda-benda langit yang satu dengan lainnya, dan juga pergerakan serta tata letak benda-benda langit tersebut.
Planetarium dan Observatorium Jakarta
Planetarium dan Observatorium Jakarta adalah salah satu tempat peragaan benda-benda langit di Indonesia, selain di Kutai dan Surabaya. Terletak di area Taman Ismail Marzuki (TIM), tepatnya di Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta. Tempat ini merupakan salah satu sarana wisata pendidikan, yang dapat memberikan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan terutama tentang benda-benda langit. Melaui berbagai film yang digelar, pengunjung dapat mengembara di seluruh jagat raya sehingga dapat lebih memahami tentang konsep dan keadaan alam semesta.Selain gedung teater, di Planetarium dan Observatorium Jakarta juga terdapat ruang pameran yang menyajikan berbagai foto, informasi, dan pengetahuan lengkap tentang benda-benda luar angkasa, seperti bentuk dan teori-teori pembentukan galaksi serta tokoh atau ilmuwan yang mencetuskan teori-teori dimaksud. Beberapa benda yang berkaitan dengan antariksa juga terdapat di ruang pameran ini, antara lain baju antariksa, dan peralatan-peralatan untuk pengamatan luar angkasa.
Planetarium & Observatorium juga menjadi salah satu sarana observasi melalui peneropongan langsung terhadap benda-benda langit untuk mengetahui fenomena-fenomena alam semesta, seperti gerhana bulan, gerhana matahari, pergerakan komet, meteor, dan lain-lain.
Sejarah Berdirinya Planetarium dan Observatorium Jakarta
Pembangunan Planetarium dan Observatorium Jakarta dimulai pada tahun 1964, atas prakarsa dan gagasan Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Gagasan besar tersebut dicetuskan oleh Ir. Soekarno dengan tujuan agar bangsa Indonesia lebih memahami pengetahuan tentang benda-benda langit dan berbagai fenomena yang terjadi di luar angkasa. Selain mendapatkan anggaran dari Pemerintah Republik Indonesia, pembangunan gedung Planetarium Jakarta juga mendapat sokongan dana dari Gabungan Koperasi Batik Indonesia.Empat tahun berselang, yaitu pada tahun 1968, pembangunan gedung serta pengadaan peralatan dan perlengkapan planetarium berhasil diselesaikan, dan pada tahun yang sama, gedung planetarium diresmikan oleh Ali Sadikin, selaku Gubernur DKI Jakarta. Peresmian tersebut bersamaan dengan peresmian Taman Ismail Marzuki, yaitu lokasi dimana gedung planetarium berada.
Namun, pada saat itu pertunjukan di Planetarium dan Observatorium Jakarta belum dibuka untuk umum. Pertunjukan untuk masyarakat umum, menggunakan proyektor Universal besutan Carl Zeiss, Jerman, baru dibuka pada tanggal 1 Maret 1969, dan pada tanggal tersebut dijadikan sebagai hari ulang tahun Planetarium Jakarta.
Status awal sebagai Proyek Planetarium baru diubah pada tahun 1984, dengan dibentuknya Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta, yang pertanggungjawaban tugasnya langsung kepada Gubernur DKI Jakarta.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, maka pada tahun 1996, satu tahun menjelang krisis moneter di Indonesia, dilakukan renovasi gedung dan pemutakhiran peralatan. Proyektor Universal buatan Carl Zeiss, Jerman diganti dengan proyektor dengan teknologi lebih canggih dan sepenuhnya dikendalikan melalui program komputer. Proyektor tersebut adalah Universarium Model VIII. Begitu juga bahan layar pada kubah, yang diganti dengan bahan yang lebih modern, sehingga pertunjukan di Planetarium ini tampak lebih nyata. Tahun 2002 Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta status dan organisasinya mengalami perubahan, menjadi Unit Pelaksana Teknis, yang berada dibawah naungan Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta.
Beberapa Film Yang Pernah Diputar Di Planetarium Jakarta
Saat ini, Planetarium dan Observatorium Jakarta menyajikan pertunjukan hingga 9 film utama, yang pemutarannya dilakukan secara bergantian. Masing-masing film tersebut berdurasi 60 menit. Narasi disampaikan secara langsung oleh petugas, dan diiringi dengan musik sehingga membuat suasana semakin membawa kita seperti benar-benar berada di luar angkasa. Beberapa judul film yang disajikan di Planetarium Jakarta antara lain:- Tata Surya, berisi pengenalan tentang Tata Surya dan perkembangan pemahaman manusia tentang alam semesta.
- Penjelajah Kecil di Tatasurya, membahas tentang komet, asteroid, materi antarplanet dan benda-benda lain yang sering disebut sebagai penjelajah kecil di tatasurya.
- Pembentukan Tata Surya, membahas tentang berbagai teori percobaan yang dilakukan untuk menyingkap tabir pembentukan Tata Surya.
- Planet Biru Bumi, membahas tentang Bumi dan asal-usulnya.
- Dari Ekuator Sampai ke Kutub, berisi tentang penampakan dan gerak harian benda langit yang terlihat dari Bumi.
- Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan, membahas tentang peristiwa gerhana, termasuk mitos-mitos yang menyertainya.
- Galaksi Kita Bima Sakti, membahas tentang galaksi Bima Sakti.
- Riwayat Hidup Bintang, membahas tentang proses kelahiran, perkembangan, dan kematian sebuah bintang.
- Bintang Ganda dan Bintang Variabel, membahas tentang sistem Bintang.
Referensi :
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar sesuai dengan materi artikel, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dengan tidak menuliskan kata-kata singkatan tidak baku. Komentar yang hanya berisi satu atau dua kalimat saja akan dianggap sebagai komentar spam.