Sejarah Museum Wayang
Gedung Museum Wayang menempati bangunan yang pada awalnya digunakan sebagai gereja. Bangunan tersebut dibangun pada tahun 1640, dan dikenal dengan nama De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda). Pada tahun 1736, gedung tersebut mengalami pemugaran dan berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda). Bangunan tua yang tampak unik ini bergaya arsitektur Eropa Kuno, yang memiliki ciri berdinding tembok tebal dengan langit-langit yang tinggi. Daun pintu dan jendal berukuran cukup lebar dan terbuat dari kayu jati masif.Gedung ini terdiri dari dua lantai, bagian bawah dipergunakan sebagai sekretariat Yayasan Nawangi dan kantor museum. Di tengah ruangan lantai bawah, terdapat sebuah taman, dimana beberapa pejabat tinggi Hindia Belanda dikuburkan di tempat tersebut. Di area taman ini juga terdapat dinding batu berwarna kecokelatan yang mencantumkan nama beberapa Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang pernah dikuburkan.
Bangunan gereja tersebut sempat dibeli oleh perusahaan swasta Belanda dan dijadikan sebagai gudang. Namun, karena di dalam bangunan terdapat makam beberapa pejabat tinggi Hindia Belanda, akhirnya dibeli kembali oleh Pemerintah Hindia Belanda yang kemudian pada tahun 1937 difungsikan sebagai Museum Oud Batavia. Di dalam bangunan bekas gereja ini juga terdapat benda-benda peninggalan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen yang memerintah dari tahun 1618-1622 dan 1627-1629.
Setelah mengalami perkembangan, Museum Oud Batavia dipindahkan ke gedung yang berada di seberangnya, yang sekarang bernama Museum Sejarah Jakarta. Atas inisiatif dan prakarsa Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, maka pada tanggal 13 Agustus 1975 gedung bekas Museum Oud Batavia ini difungsikan sebagai Museum Wayang.
Koleksi Di Museum Wayang
Wayang merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan, hal ini sesuai dengan keputusan PBB tanggal 7 November 2003, yang memutuskan wayang Indonesia sebagai warisan dunia. Museum Wayang menyimpan koleksi benda-benda budaya, seperti wayang dari seluruh Indonesia, batu-batuan, perabot rumah tangga dan gambar-gambar dari masa lalu yang berkaitan dengan Jakarta. Anda dapat menemukan berbagai jenis wayang, baik yang terbuat dari kulit maupun bahan-bahan lainnya. Bahkan tidak hanya dari dalam negeri, wayang dari Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja juga bisa ditemukan di museum ini.Hingga saat ini, museum wayang memiliki koleksi lebih dari 4.000 buah wayang, dari berbagai jenis dan bahan, seperti wayang kulit, wayang golek, wayang rumput, wayang kardus, wayang janur, wayang beber, topeng, hingga boneka. Tersimpan juga berbagai jenis gamelan yang mengiringi pementasan wayang. Koleksi boneka pada umumnya berasal dari daerah Eropa, meskipun ada beberapa yang berasal dari Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia.
Referensi :
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar sesuai dengan materi artikel, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dengan tidak menuliskan kata-kata singkatan tidak baku. Komentar yang hanya berisi satu atau dua kalimat saja akan dianggap sebagai komentar spam.