Sejarah Lawang Sewu
Seiring dengan pertumbuhan jaringan kereta api di pulau Jawa, menuntut penambahan personalia kepegawaian dalam jumlah signifikan. Kondisi tersebut membuat kantor pengelola Stasiun Kereta Api Semarang tidak lagi memadai untuk menampung seluruh aktivitas perkantoran.NIS memutuskan untuk membangun sebuah kantor pusat di lokasi baru, yaitu di ujung Bodjongweg, sekarang dinamakan Jalan Pemuda, tepatnya di pertemuan antara Bodjongweg dengan jalan Semarang menuju Kendal. Perusahaan kereta api tersebut menunjuk dua orang arsitek ternama asal Belanda, yaitu Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Ouendag, untuk membuat rancangan gedungnya.
Seluruh proses perancangan berikut kelengkapan gambar kerjanya dibuat di Amsterdam, pada tahun 1903. Gedung Lawang Sewu kemudian dibangun pada tanggal 27 Februati 1904, selesai pada tahun 1907, dan difungsikan sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta NIS.
Pada saat Jepang memasuki Indonesia, gedung tersebut sempat digunakan sebagai penjara bawah tanah. Tanggal 15-20 Oktober 1945, Lawang Sewu menjadi saksi sejarah pertempuran lima hari di Semarang. Sebuah pertempuran yang sangat dahsyat antara pemuda-pemuda Indonesia di Semarang dengan tentara Jepang. Oleh karena itulah, bangunan tua ini memiliki ikatan historis dengan warga Semarang.
Pernah juga dimanfaatkan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI), yaitu perusahaan kereta api nasional yang kini bernama PT. Kereta Api Indonesia. Selain itu, pernah juga dimanfaatkan sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.
Seiring dengan berjalannya waktu, kemegahan arsitektur kuno Lawang Sewu dan beberapa peristiwa sejarah yang melingkupinya juga menjadi sebuah ternyata memiliki daya tarik tersendiri. Minat masyarakat yang cukup besar untuk menikmati kemegahan arsitektur kunonya, yang mampu membawa kita berimajinasi jauh ke masa lalu, ternyata sangat tinggi. Dan saat ini, gedung Lawang Sewu dimanfaatkan sebagai salah satu tempat wisata sejarah di Semarang. Bahkan cerita-cerita mistis yang kerap beredar di masyarakat turut memicu rasa penawaran para wisatawan untuk mengunjunginya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar sesuai dengan materi artikel, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dengan tidak menuliskan kata-kata singkatan tidak baku. Komentar yang hanya berisi satu atau dua kalimat saja akan dianggap sebagai komentar spam.