Sejarah Pantai Plengkung
Potensi wisata Pantai Plengkung pertama kali ditemukan olah sekelompok peselancar dari Amerika Serikat yang melakukan ekspedisi pada tahun 1972. Ada sekitar 8 kelompok peselancar yang turut andil dalam ekspedisi tersebut. Tiga kelompok peserta ekspedisi melakukan perjalanan menggunakan boat sewaan, dan lima kelompok lainnya menempuh jalur darat. Kedelapan kelompok peserta ekspedisi tersebut melakukan perjalanan yang sangat luar biasa. Lima kelompok yang melakukan perjalanan dari darat menuju Pantai Plengkung melalui Desa Grajagan. Dari desa tersebut, mereka menyusuri pantai sejauh 20 kilometer menggunakan papan selancar hingga tiba di kawasan Plengkung. Sementara tiga kelompok lain yang menempuh jalur laut, ternyata harus melalui perjalanan yang sangat keras. Mereka kekurangan air bersih, karena memang air bersih hanya diperoleh dari air hujan yang menempel pada layar boat. Yah, bisa dibayangkan bagaimana kerasnya perjalanan laut mereka untuk menuju kawasan Plengkung. Setiba di Plengkung, seluruh peserta ekspedisi mendirikan basecamp dan berada di Plengkung selama sepuluh hari, untuk melanjutkan peninjauan terhadap tempat-tempat yang berpotensi untuk olahraga surfing.Surf Camp Di Wilayah Plengkung
Surfcamp pertama didirikan oleh seorang peselancar yang bernama Mike Boyum. Kemudian pada akhir dekade 70-an, surfcamp tersebut diambil alih oleh Bobby Radiasa, seorang peselancar dari Bali. Perkembangan dan kesuksesan kamp selancar milik Mike Boyum/Bobby Radiasa tersebut, akhirnya menginspirasi berdirinya kamp-kamp selancar lain, seperti G-Land Bobby's Surf Camp, Joyo's Surf Camp dan G-Land Surf Camp. Mereka menyediakan berbagai macam perlengkapan dan peralatan surfing, sehingga para peselancar yang berkunjung ke Pantai Plengkung tidak perlu lagi membawa perlengkapan sendiri dari rumah. Seluruh akomodasi sudah disiapkan oleh mereka.Potensi Wisata Di Pantai Plengkung
Berada di tepi Samudera Hindia membuat ombak di sekitar Pantai Plengkung cukup besar, karena memang terjadi sebuah tenaga yang dihasilkan oleh sistem bertekanan rendah dari kawasan Antartika. Ombak besar tersebut juga berkecepatan tinggi dan berbentuk tabung memanjang, sehingga sangat cocok untuk kegiatan selancar. Tak mengherankan jika para penggila olahraga surfing sangat menggandrungi Pantai Plengkung untuk menyalurkan hobinya.Gelombang Di Pantai Plengkung Sangat Disukapi Para Penggemar Surfing
Ya, selancar merupakan salah satu kegiatan yang sangat populer di pantai ini, oleh sebab itu, banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung untuk menjajal tantangan ombak di Pantai Plengkung. Dengan potensi ombak besar yang membentuk tabung dan berkecepatan tinggi, menjadikan Pantai Plengkung masuk dalam daftar empat lokasi surfing terbaik di dunia, bahkan disejajarkan dengan pantai Hawai Australia yang sudah sangat populer sebagai lokasi surfing terbaik. Tak mengherankan jika wisatawan asing, terutama penggemar olahraga selancar, memberikan julukan pada pantai ini dengan nama The Seven Giant Waves Wonder.
Karena masuk dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, di sekitar pantai ini juga terdapat satwa-satwa langka yang dilindungi dan beberapa jenis flora menarik. Sehingga selain memiliki potensi wisata untuk olahraga selancar, pantai ini juga menyimpan potensi keindahan alam yang sangat mengagumkan. Ada sejumlah objek wisata di sekitar Pantai Plengkung yang dapat dikunjungi, seperti Sadengan, yaitu padang rumput yang merupakan habitat beberapa jenis satwa langka, seperti banteng, kijang, rusa, kancil, babi hutan dan burung-burung. Padang rumput tersebut berjarak sekitar 12 kilometer dari Pantai Plengkung, dan dapat dicapai dalam waktu kurang lebih 30 menit.
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar sesuai dengan materi artikel, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dengan tidak menuliskan kata-kata singkatan tidak baku. Komentar yang hanya berisi satu atau dua kalimat saja akan dianggap sebagai komentar spam.