Ada beberapa alternatif rute jalan yang dapat dilalui untuk menuju Pantai Sepanjang. Dari Jogja Anda bisa mengambil rute jalan melalui Piyungan ke arah Wonosari, kemudian dilanjutkan ke Tanjungsari melalui Jalan Baron. Dari Tanjungsari ke arah Pantai Baron, kemudian ambil rute ke Pantai Sepanjang. Selain rute tersebut, Anda juga bisa mengambil alternatif lain, yaitu dari Jogja ambil jurusan Imogiri Bantul, kemudian dilanjutkan ke arah Saptosari, selanjutnya ambil jalur ke Pantai Sepanjang. Selain melalui Imogiri, rute perjalanan ke arah Saptosari juga bisa melalui Parangtritis, sehingga bisa mengunjungi dua pantai sekaligus.
Hamparan pasir putih di sepanjang bibir pantai, serta gulungan ombak yang tidak begitu besar, menjadi perpaduan yang apik untuk dinikmati. Pengunjung bisa berjemur di sekitar bibir pantai sembari menikmati alunan ombak yang bergemuruh memecah garis pantai, atau memilih aktivitas lebih menantang dan memacu adrenalin, membelah ombak dengan papan selancar. Bagi yang ingin menikmati suasana alam di sekitar pantai sembari melepas lelah, maka dapat memilih tempat di bawah teduhnya pepohonan palem, atau memilih gubug-gubug beratap dedaunan kering yang ada di pantai.
Berbaring atau duduk-duduk mengobrol sekaligus menikmati belaian lembut angin pantai dengan panorama alam begitu memikat, sungguh merupakan perjalanan liburan yang sangat mengesankan. Gugusan batu karang di daerah pasang surut masih belum banyak mengalami campur tangan manusia, sehingga menyuguhkan pesona elok di tepi pantai. Apalagi berpadu dengan hempasan ombak yang menghantam karang-karang tersebut dan memantulkan warna air laut yang kebiruan, merupakan sebuah pertunjukan atraksi alam yang benar-benar memikat. Tak mengherankan jika pemerintah setempat berencana untuk mengembangkan kawasan Pantai Sepanjang sebagai Pantai Kuta-nya Jogja.
Keindahan alami Pantai Sepanjang, Jogja
Lelah beraktivitas dan menjelajahi pantai, kini saatnya untuk melepas lelah di gubug-gubug mungil yang biasanya digunakan masyarakat setempat untuk menjajakan aneka makanan dan minuman. Di dalam gubug terdapat tempat duduk terbuat dari bambu, masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah lincak. Yah, sambil menikmati makanan pengganjal lapar, sekaligus menikmati orkestra alam, lantunan debur ombak memecah bibir pantai berpadu dengan bisikan lembut angin laut.
Benar-benar memberikan kenyamanan dan kesegaran pikiran, sembari menunggu mentari perlahan kembali ke peraduan. Memang, momentum kembalinya sang surya di ufuk barat, menjadi sebuah sajian mengagumkan, sayang untuk dilewatkan. Dengan bentuknya membulat, dan sinarnya berwarna kuning kemerahan, tampak memantul dan menghiasi langit, menyuguhkan panorama sangat eksotis. Bagi penggemar fotografi, tentu sangat disayangkan jika melewatkan momentum tersebut.
No comments:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar sesuai dengan materi artikel, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dengan tidak menuliskan kata-kata singkatan tidak baku. Komentar yang hanya berisi satu atau dua kalimat saja akan dianggap sebagai komentar spam.